Sabtu, 20 April 2013

Karya Ilmiah : Penggunaan Gadget dan Perilaku Manusia

       
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM



PENGGUNAAN GADGET DAN PERILAKU MANUSIA






                          AHMAD BADRIL AZMI NST
                                         111402114


PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013







KATA PENGANTAR


Puji sukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Karya tulis yang berjudul “Manusia dan Gadget” ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum. Mata kuliah ini dibimbing oleh ibu Filia Dina Anggaraeni, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu, karena dengan karya ilmiah ini penulis dapat  menambah pengetahuan dan wawasan dalam melakukan pembuatan karya ilmiah yang dikerjakan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kepada Ibu ataupun teman sekalian untuk memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi ke depannya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan karya ilmiah ini banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam isinya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga karya tulis ini bermanfaat.





                                                                                                            Medan, 19 April 2013


                                                                                                            Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

        Di masa sekarang ini pasti semua orang sudah mengerti apa itu sebuah gadget. Bahkan sekarang ini semua orang sudah memiliki alat-alat yang dinamakan gadget ini. Penggunanya bukan hanya sekedar orang dewasa saja, namun anak-anak kecil pun sudah banyak yang memiliki dan menggunakannya. Untuk bahasan yang lebih lanjut, disini penulis akan menguraikan sedikit definisi tentang gadget.
        Gadget adalah suatu istilah yang asal-muasalnya dari bahasa Inggris yang mempunyai arti alat elektronik atau digital yang berukuran mini yang mempunyai kegunaan khusus. Sesuai dengan penjelasan tersebut, contoh dari gadget disini yaitu seperti perangkat flashdisk, yaitu perangkat yang berfungsi khusus untuk menyimpan data-data digital, kemudian yang poaling popular saat ini adalah smartphone atau ponsel pintar, smartphone sangat fungsional, di dalamnya berisi banyak sekali fitur-fitur canggih yang bisa membantu pekrjaan si penggunanya ataupun sebagai alat untuk bermain game maupun untuk bermedia social.
         Pesatnya perkembangan teknologi Gadget dimasyarakat luas seperti iPhone, netbook, ultrabook dan sebangsanya patut diwaspadai. Hal ini mempunyai arti yang cukup jelas berhubungan dengan yang sering kita sebut sebagai ketergantungan terhadap teknologi. Selain sisi keuntungan dari Gadget sebagai alat pembantu sehari-hari yang praktis, di lain sisi perangkat seperti ini dapat menimbulkan ancaman terhadap iklim inovasi yang telah terbangun selama bertahun-tahun dalam mengembangkan Internet.
Perangkat mutakhir yang dalam kehadirannya telah menciptakan gaya hidup konsumtif ini cenderung memanjakan para pengguna sehingga dapat mematikan daya kreativitas mereka. Sebuah pola fikir “wajib memiliki” telah berkembang dan terbentuk di masyarakat sehingga apa yang kita khawatirkan itu benar-benar terjadi. Orang-orang cenderung pasif dalam hubungannya dengan daya cipta terhadap teknologi. Parahnya lagi, produk-produk Gadget tak hanya dimonopoli perusahaan terkenal dan populer. Kini produsen China maupun lokal yang identik dengan barang yang murah juga ikut bermain. Situasi seperti ini akan semakin memudahkan semua golongan masyarakat dalam memiliki sebuah gadget.
Lain dengan perangkat komputer yang bisa berfungsi sebagai media pengembangan, pengolahan data yang outputnya dapat dikonversi menjadi perkembangan teknologi, praktis gadget hanya membiasakan kita menjadi orang yang malas. Dengan kemudahan dalam mengakses Internet, anak-anak telah dininabobokan berbagai aktivitas kurang penting yang seharusnya dalam usia mereka adalah masa-masa penting untuk belajar dan menimba ilmu pengetahuan. Browsing non stop di Internet, sibuk ber facebook ria dengan dalih memperbanyak teman dan bersosialisasi, twitteran tanpa arti dan bermain game online adalah imbas dari semua itu. Kondisi seperti ini mencerminkan atas apa yang sering kita sebut sebagai rusaknya sebuah generasi. Dalam hal ini peran orang tua dengan tanggung jawab serta kontrol penuh menjadi penentu semuanya.


RUMUSAN MASALAH
Dari latyar belakang yang penulis jabarkan, maka rumusan masalah yang akan di bahas adalah:
1.      Perubahan perilaku apa saja yang dialami manusia setelah mengenal dan menggunakan gadget?
2.      Apakah gadget lebih banyak manfaatnya atau malah lebih banyak buruknya?
3.      Jika dampak buruk gadget banyak, apakah sebaiknya gadget ditiadakan?
4.      Bagaimana cara mengatasi dampak buruk dari gadget?


TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian yang penulis akan uraikan dalam karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui perkembangan perilaku manusia terhadap adanya gadget, dan juga untuk mengetahui bagaimana cara kita agar bisa terlepas dari pengaruh negative sebuah gadget.






BAB II
PEMBAHASAN

       Smartphone (ponsel pintar) dan computer tablet merupakan gadget yang paling diminati dan paling banyak digunakan orang-orang pada saat ini. Pengguna smarthphone ataupun tablet bukan hanya orang dewasa saja, melainkan anak kecil pun sudah banyak yang menggunakannya. Mereka biasanya sering menggunakan gadget untuk browsing ataupun untuk mengakses situs social media.
            Gadget yang terintegrasi dengan situs jejaring sosial dan pesan instan memang telah membawa dunia lain dalam genggaman kita. Hanya dengan mengaksesnya, kita bisa bertemu dengan jutaan orang dari seluruh penjuru dunia, dan mendapatkan segala informasi dalam hitungan detik. Terlebih, di “dunia” yang ditawarkan gadget ini kita berkuasa penuh. Dengan siapa kita ingin berkomunikasi, akan menjadi siapa kita di dunia itu, dan bagaimana imej yang ingin kita bentuk, semuanya terserah kita. Seperti mendapatkan kesempatan untuk menjadi orang lain. Di Indonesia, demam perangkat ini sudah berlangsung sejak 2008, tepat ketika Facebook naik daun dan penetrasi telefon seluler di di negeri ini melewati angka 50 persen. Indonesia kini bahkan telah menjadi salah satu negara dengan pengguna Facebook dan Twitter terbesar di dunia, yang penggunanya masing-masing mencapai 51 juta dan 19,5 juta orang.Ini adalah kenikmatan penduduk dunia abad ke-21. Jarak dan waktu bagaikan terbunuh oleh kemajuan teknologi informasi semacam ini.
       Namun di lain pihak, kecanggihan teknologi ini juga dapat merugikan kehidupan manusia, terutama bagi mereka yang salah kaprah dalam penggunaannya. Ada orang yang saking terbiasanya menggunakan gadget, berkembang menjadi seorang pecandu gadget atau gadget mania. Mengutip pendapat pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung(ITB) Dimitri Mahayana, bahwa sekitar 5-10 persen gadget mania terbiasa menyentuh gadgetnya sebanyak 100-200 kali dalam sehari, baik untuk mengirim pesan pendek (SMS), pesan instan, dan mengunggah status. Jika waktu efektif manusia beraktivitas 16 jam atau 960 menit sehari, dengan demikian orang yang kecanduan gadget akan menyentuh perangkatnya itu 4,8 menit sekali! Jadi, seorang pecandu gadget akan sulit untuk menjalani kehidupan nyata. Jangankan mengerjakan pekerjaan, untuk diajak ngobrol saja pasti sulit. Kiprah orang-orang seperti ini di dunia nyata akan berkurang, karena perhatiannya tersedot ke dunia maya. Jika dia dipisahkan dengan benda kesayangannya itu, maka diapun akan menjadi gelisah dan tidak dapat beraktifitas di dunia nyata. Kalau terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin orang seperti ini bisa menjadi seorang pengidap attention deficit disorder (ADD). Sangat ironis. Padahal dahulu, jauh sebelum Blackberry, tablet, dan android ditemukan, kita bisa hidup dengan tenang. Sepertinya kebutuhan untuk berkomunikasi dan membangun eksistensi diri di dunia maya tidak pernah begitu mendesak. Tapi coba bandingkan dengan kondisi sekarang. Ketinggalan Blackberry di rumah ketika kita sudah ada di tempat kerja sungguh membuat frustasi. Kita seperti terisolasi dari dunia pergaulan dan informasi. Rasanya seperti menjadi orang buta yang tidak tahu apa-apa. Kitapun dengan rela menempuh kembali perjalanan ke rumah hanya demi mengambil sang gadget.
      Bahkan diperkirakan 80 persen pengguna gadget di Indonesia memiliki perilaku seperti itu. Mereka tidak tahan jika harus berlama-lama berpisah dengan gadgetnya. Hanya sepuluh persen saja pengguna gadget di Indonesia yang mampu membatasi penggunaan gadget di saat-saat tertentu. Sebagian dari kita berdalih bahwa kebutuhan mereka akan gadget berhubungan dengan keperluan pekerjaan. Argumen ini mungkin benar, karena perangkat ini memang mengandung teknologi yang memudahkan hidup manusia. Akan tetapi, kita juga harus mengakui bahwa penggunaan gadget untuk kepentingan eksistensi dan pencitraan diri porsinya bisa jauh lebih besar ketimbang untuk kepentingan pekerjaan.
Berikut adalah perbandingan perilaku manusia antara sebelum mewabahnya gadget dan sesudahnya:
 Dulu : Orang-orang berdoa terlebih dulu sebelum makan
Sekarang : Orang-orang foto sebelum makan

Dulu : Semua orang jalannya tegak
Sekarang : Kebanyakan orang sekarang berjalan menunduk, karena malihat gadgetnya

Gempa
Dulu : Langsung selamatkan diri
Sekarang : Update status FB / tweet dulu

Masuk ke Kafe
Dulu : Pesen makanan/minuman lalu ngobrol
Sekarang : Cari colokan listrik & konek WiFi baru pesen makanan/minuman

Pasangan
Dulu : Berantem karena kepergok selingkuh
Sekarang : Berantem karena gadget (Yang satu mau cek sms/foto/bbm, yang satu ga ngasih lalu curiga)

            Penulis juga melihat bahwa kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap gadget, rata-rata didorong oleh motif afiliasi. Artinya, mereka membeli gadget untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan bukan atas nama motif kekuasaan atau prestasi. Berbeda dengan masyarakat di negara maju yang membeli gadget untuk membantu menjalankan bisnis.
        Maka tidak heran jika pelajar dan mahasiswa di Indonesia menjadi pasar potensial bagi gadget-gadget canggih ini. Kita bisa menjadi siapa saja di dunia maya, dan memberikan pencitraan ideal terhadap teman-teman virtual kita. Seindah apapun pergaulan di sana, jangan lupa, mereka bisa jadi tidak nyata, dan segala kebanggaan yang kita rasa ketika berada di sana, adalah semu. Hal-hal tersebut tidak cukup berharga untuk menggeser kehidupan nyata kita dengan orang-orang nyata yang ada di sekitar kita. Semoga kita bisa menjadi pengguna gadget yang bijak.










BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

            Perkembangan gadget dan teknologi-teknologinya tentu saja memiliki dampak positif dan negatif bagi manusia sebagai pemakainya. Yang termasuk ke dalam dampak positif dari penggunaan gadget adalah gadget bisa membantu pekerjaan-pekerjaan manusia, selain itu gadget juga bisa menjadi alat komunikasi yang sangat memiliki banyak fungsi, gadget juga memudahkan manusia untuk mengetahui berbagai informasi yang diinginkannya.
            Kemudian dampak negatif dari penggunaan gadget ini sudah penulis jabarkan secara panjang lebar pada bab pembahansan, diantaranya adalah dengan adanya gadget bisa membuat seseorang yang jauh semakin dekat dan juga orang yang dekat semakin menjauh, hal ini disebabkan pribadi penggila gadget cenderung tidak peduli dengan kehidupan sekitarnya yang nyata, kebanyakan dari mereka lebih asik dengan dunianya sendiri yang menyebabkan mereka seperti orang autis. Padahal sebagaimana kita ketahui kehidupan nyata jauh lebih penting dan berharga daripada kehidupan di dunia yang tidak nyata (semu).




SARAN

      Sebagai manusia yang bijak dan berakal, sudah seharusnya kita lah yang mengendalikan gadget kita, bukan sebaliknya gadget kita yang mengendalikan kita. Maka dari itu saran dari penulis adalah gunakanlah gadet yang kita miliki seperlunya, dan ingatlah waktu ketika kita menggunakan gadget sehingga kita tidak terlena di dalamnya. Di samping itu lebih pekalah terhadap lingkungan dan kehidupan di sekitar kita.








DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar